Teknik Menulis Puisi


Pemilihan Diksi 

Dalam menulis puisi perlu memperhatikan pemilihan Diksi atau kata. Kata adalah segalanya, sehingga perlu sangat selektif dalam memilihnya.

Ekplorasi Tema

Sebelum mulai menulis puisi, kita perlu menentukan tema puisi yang akan kita buat. Adapun beberapa tema umum yang bisa dibuatkan puisi, yaitu Agama, Alam, Sosial, Sejarah, Spekulatif, Budaya (Modern, Tradisi, dan Populer), dan Teknologi.

Tema umum tersebut, dapat dikerucutkan menjadi lebih spesifik, misalnya: kuliner, astronomi, tradisi di setiap daerah, permainan tradisional, bencana alam, sejarah pandemi dunia, hilangnya suatu peradaban, kekerasan/perundungan, kolonialisme, ziarah, pelesir ke berbagai cagar budaya, maritim, perlindungan data, pembajakan dan hoaks, kerusakan lingkungan, satwa yang dilindungi atau terancam punah, kemanusiaan, profil seniman/budayawan, teater, interteks ke budaya populer: lagu, film dan sebagainya.

Menggunakakan Kata Khusus

Puisi yang menarik dan sangat indah jika memaksimalkan perangkat puitik dengan terukur (sintaksis), detail (ejaan & tipografi) dan estetis (semantik).

Contohnya:

  • dengan peta yang kubawa dari kendaraan (umum)
  • dengan peta yang kubawa dari palka (khusus)

Dari Denotasi ke Konotasi

Cara merubah kata yang bermakna denotasi ke Konotasi adalah dengan cara memberikan nuansa dan beratmosfer puitik pada kata.
Contoh:
Sebelum: Ia memenuhi cangkir itu dengan kopi.
Sesudah: Ia memenuhi cangkirnya dengan kenangan.

Tidak lazim namun dapat diterima pada komposisi puisi. Cangkir hadir dalam imajinasi/membuka tafsir bagi para pembaca.

Puisi sebagai Retorika dan Seni berkomunikasi

Kata“asa” dan “jiwa” sering ramai dipakai. Namun kata ini tidak bertenaga, tidak prismatis dan tidak menghasilkan efek estetis dari komposisi puisi.  Kita dapat mencari bentuk konkret lain, misalnya: jarum pada jam terus bergulir di kesunyian.

Dari Abstrak ke Konkret

Kita juga dapat mengubah diksi yang abstrak menjadi konkret. Perhatikan contoh berikut!
  • sesuatu tiada  menjadi daun-daun gugur
  • ada yang hilang dan terjajah menjadi gubuk kayu punah bersama tanah-tanah terjajah

Contoh larik yang polos, tidak estetis, ragam percakapan dan komunikatif: 

oh, keadaan yang tidak pasti menaungiku
Larik tersebut bisa diubah menjadi konkret lewat Adegan, Dialog, Tingkah laku tokoh/aku-lirik. Misalnya:
Aku tak bisa pulang ke Bumi 
dan itu malapetaka
Karena pesawatku di Mars telah meledak
Bersama puing-puing antariksa

Karya Sastra yang baik adalah karya sastra yang mempunyai ragam tafsir dan mempunyai banyak ruang untuk dimasuki.

Sumber: Materi Bengkel Sastra Guru Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2020, oleh Galeh Pramudianto, S.Pd.
I Wayan Ardika Saya adalah Seorang Guru Sekolah Dasar yang bertugas di Kab. Jembrana, Bali. Melalui Blog ini, saya ingin terus belajar sambil berbagi.

Belum ada Komentar untuk "Teknik Menulis Puisi"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel